Di bawah ini ada artikel bagus dari Dakwatuna.com.
dakwatuna.com – Gaza, “Kedatanganku dari Kanada ke Gaza untuk menghafal al-Qur’an tidak sia-sia … Waktu yang aku gunakan untuk menghafal al-qur’an berpahala sangat besar … Pelaksanaan perkemahan hafal al-Qur’an di Jalur Gaza sangat indah dan istimewa… Dalam suasana yang sangat menyenangkan, canda, bermain dan hiburan bernuansa syar’i.”
Dengan kata-kata inilah seorang remaja asal Kanada bernama Muhammad Ziyara, berusia 15 tahun, mengungkapkan perasaan gembiranya saat ikut dalam perkemahan “Tajul Waqar” (mahkota ketegaran) untuk menghafal al-Quran di Jalur Gaza.
Ziyara datang ke Jalur Gaza mengikuti perkemahan ini atas kehendak dirinya sendiri. Dia mengatakan, “Sejak hari pertama kedua kakiku menginjakkan tanah Gaza melalui gerbang perlintasan darat Rafah, kudaftarkan keikutsertaanku dalam perkemahan “Tajul Waqar” untuk menghafal al-Qur’an, yang disponsori oleh yayasan “Darul Quran dan Sunnah”.
Kepada koresponden Infopalestina, remaja yang menghafal al-Qur’an dalam halaqah “Tajul Waqar” di masjid At-Tauhid was-Sunnah di kampung al-Durj di timur kota Gaza ini mengatakan, “Sejak kecil aku tinggal bersama keluarga di Kanada. Aku hidup di sana sebagai anak yang normal. Namun ketika kami telah memutuskan untuk kembali ke tanah air kami, di Gaza, aku segera punya ide untuk mendaftar di perkemahan hafal al-Qur’an.”
Ziyara tinggal selama lima hari di Jalur Gaza, setelah itu kembali ke Kanada. Mestinya waktu liburan ini ia gunakan untuk bermain dan bersenang-senang. Namun ia lebih memilih menghabiskannya dalam perkemahan hafal al-Qur’an, lebih dekat dengan Dzat yang Menurunkan Wahyu dan lebih dalam pengetahuan tentang Kitab-Nya. Demikian penuturan Ziyara.
Istimewa dan Rekreatif
Mengomentari pelaksanaan perkemahan hafal al-Qur’an selama musim panas di Jalur Gaza, remaja asal Kanada ini mengatakan bahwa pelaksanaan perkemahan hafal al-Qur’an ini indah dan istimewa. Terjadi persaingan di antara siswa, dan saling berlomba sebanyak mungkin hafalan di halaqah tahfizh (kelompok hafalan). Dia menambahkan,
“Aku menemukan semua siswa semangat dalam menghafal. Dalam sehari, aku bisa menghafal rata-rata 8 sampai 10 halaman sejak awal saya ikut dalam perkemahan al-Qur’an ini.”
“Setelah Subuh kami mulai menghafal sampai waktu Zhuhur. Setelah itu kami beristirahat.”
Al-Qur’an di Eropa
Ziyara bercerita perihal Islam di Eropa, khususnya di Kanada, ia menjelaskan: “Islam adalah agama yang tersebar merata di semua penjuru bumi. Di Eropa terdapat banyak islamic center dan masjid yang menfasilitasi untuk menghafal al-Qur’an, tetapi banyak orang Arab tidak fasih berbicara dalam bahasa Arab, karena lamanya mereka tinggal di Barat. Demikian juga proses hafalan al-Qur’an, lambat dibandingkan dengan apa yang kulihat di Jalur Gaza ini.”
Di akhir pembicaraan, Ziyara menyampaikan pesan terima kasih kepada penyelenggaran perkemahan dan lembaga yang mensponsorinya. Dia mengatakan, “Aku yakin kedatanganku dari Kanada ke Gaza untuk menghafal al-Qur’an tidak akan sia-sia.”
Program Berkesinambungan
Sabtu (13/6), Yayasan Darul Qur’an dan Sunnah di Jalur Gaza membuka perkemahan “Tajul Waqar” dengan tujuan mencetak para penghafal al-Qur’an. Dr. Abdurrahman al-Jamal, ketua lembaga ini mengatakan bahwa program ini dilaksanakan pada saat liburan sekolah musim panas. Dengan tujuan memanfaatkan masa liburan untuk membentuk generasi Qur’ani yang siap dan mampu bertanggungjawab membebaskan tanah air dan melaksanakan dakwah di jalan Allah. Program Tajul Waqar ini serempak diselenggarakan di seluruh penjuru wilayah Jalur Gaza dan berlangsung selama 60 hari diikuti lebih 10 ribu siswa-siswi yang ingin menghafal al-Qur’an.
Tajul Waqar adalah program lanjutan untuk Tahfizhul Qur’an (menghafal al-Qur’an) yang digalang lembaga Darul Qur’an dan as-Sunnah selama ini. Setelah sebelumnya musim panas tahun 2007 program yang sama dilaksanakan selama 60 hari. Dari program ini di tahun 2007, tercatat ada 400 hafizh dan hafizhah (penghafal) al-Qur’an penuh (30 juz), sebagian lain hanya hafal sejumlah juz. Musim panas tahun 2008, program hafal Qur’an dengan nama ”Tabashir Nasr” digelar dan berhasil mencetak sekitar 3 ribu siswa-siswi penghafal al-Qur’an baru.
Program ini dilaksanakan untuk mentradisikan menghafal al-Qur’an dan berupaya terus agar setiap rumah Palestina punya penghafal al-Qur’an. Alasan lain yang tidak kalah penting penyelenggaraan program ini adalah terus berlangsungnya penistaan dari musuh terhadap al-Qur’an dan Sunnah Nabi. Penistaan semacam ini harus dilawan dengan cara membuat program yang mencetak para penghafal al-Qur’an dan pemegang teguh manhaj Allah. Program unik dan langka di dunia Islam dan Arab ini termasuk bentuk reaksi atas perang yang dilancarkan penjajah dan sekutunya dalam merusak moral generasi muda serta penghancuran terhadap masjid dan markas-markas penghafal al-Qur’an.
Program Tajul Waqar ini salah satu dari ratusan program dakwah yang mempunyai andil membentuk pribadi muslim dan menampilkan Gaza sebagai wilayah yang tak pernah gentar melawan musuh-musuhnya. (ip/seto)