Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh |
Hari kedua di Banda Aceh saya awali dengan shalat shubuh
berjamaah di Masjid Agung Al Makmur. Saya masih penasaran dengan imamnya dan
ternyata imam Shubuh berbeda dengan imam ‘Isya kemarin tapi tetap dengan
kualitas yang hampir sama.
Setelah shalat saya kembali ke hotel untuk sarapan, ternyata
menurut petugas hotel sarapan baru akan dibuka pada pukul 07.00 WIB. Saya
putuskan untuk mencari sarapan di luar hotel dan ternyata harga sarapan di
Banda Aceh tidak begitu mahal jika dibandingkan dengan di Medan.
Sesuai jadwal, wawancara dan verifikasi akan dilaksanakan
pada hari pertama seleksi dan Leaderless Group Discussion akan dilaksanakan
pada hari kedua. Alhamdulillah, untuk kedua tahapan tersebut saya mendapatkan
jadwal yang pertama.
Seleksi hari pertama akan diawali dengan pembukaan dan
pembekalan oleh Direktur LPDP pada pukul 08.00 WIB, artinya peserta harus hadir
paling tidak 15 menit sebelum itu di lokasi Gedung AAC Prof. Dr. Dayan Dawood
Universitas Syiah Kuala.
Saya berangkat dari hotel dengan becak motor pada pukul
07.30 WIB. Perjalanan ke lokasi sekitar 15 menit. Ketika sampai di lokasi
ternyata pada hari itu juga dilaksanakan wisuda salah satu akademi swasta dan
gedung untuk lokasi seleksi LPDP masih terkunci. Namun, sudah ada beberapa
orang peserta yang menunggu di depan pintu yang sebagian besar dari NAD dan ada
yang baru tiba dari Sumatera Barat. Kami pergunakan waktu untuk berdiskusi
tentang Beasiswa LPDP.
Singkat cerita, pembukaan dan pembekalan telah selesai dan
saya adalah peserta pertama seleksi wawancara untuk kelompok I. Saya tentu
hadir dengan berbagai persiapan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan wawancara
sebelumnya yang pernah dipublish pada beberapa blog.
Ketika memasuki ruang seleksi, ternyata ada 3 orang
pewawancara, 1 pria dan 2 wanita. Dan yang perlu saya garis bawahi adalah
ternyata pertanyaan-pertanyaan yang diberikan jauh berbeda dengan apa yang
sudah saya persiapkan.
Pewawancara I :
Sudah haji, koq gak pake Assalamu’alaikum?
Mengapa memilih universitas ini?
Apa sudah ada artikel internasional?
Apa sudah kenal dengan salah satu pembimbing disana?
Apa sudah lihat silabusnya?
Bagaimana seandainya beasiswa sudah habis, Bapak belum
selesai?
Bagaimana kalau seandainya daerah Bapak minta merdeka?
Pewawancara II :
Coba dalam bahasa Inggris, apa rencana Bapak ke depan?
Ceritakan secara singkat, rencana penelitian Bapak?
Bagaimana bentuk nyatanya bagi masyarakat?
Pewawancara III :
Anak ke berapa dari berapa bersaudara?
Bagaimana latar belakang keluarga Bapak?
Bapak kan PNS struktural, buat apa melanjutkan S3?
Apa keluarga akan ikut bersama Bapak?
Apa Bapak sudah memikirkan hambatan yang mungkin dihadapi?
Kalau di dekat kampus tidak ada sekolah untuk anak Bapak
atau anak Bapak tidak bisa beradaptasi di sekolah yang baru, bagaimana?
Waktu wawancara sebenarnya tidak terpaku sesuai jadwal, bisa
lebih cepat atau lebih lama. Dalam hal ini, saya termasuk yang lebih lama.
Setelah selesai saya ucapkan terima kasih, mohon maaf dan salam.
Selesai wawancara, saya masih harus menunggu sampai selesai
shalat zhuhur dan makan siang untuk proses verifikasi berkas.
Setelah selesai proses verifikasi saya kembali ke hotel dan
istirahat sambil menyaksikan siaran langsung semi final AFC Cup antara
Persipura dengan Al Qadsia Kuwait. Selanjutnya saya berangkat ke Masjid Raya
Baiturrahman untuk shalat Maghrib berjamaah dan membeli oleh-oleh khas Aceh.
--Bersambung--